Mei 10, 2025

Beedeekay : Melek Financial Keuangan

Pintar dalam mengatur dan menjaga setiap aset baik berupa uang ataupun sesuatu yang berharga kunci sukses.

Adu Kekuatan Keuangan: Indonesia vs Thailand di Tahun 2025

Indonesia dan Thailand merupakan dua kekuatan ekonomi utama di kawasan Asia Tenggara. Keduanya termasuk anggota ASEAN dan memiliki peran penting dalam dinamika ekonomi regional. Meski memiliki banyak kesamaan—mulai dari ketergantungan terhadap ekspor, kekuatan sektor pariwisata, hingga pertumbuhan kelas menengah—kondisi dan strategi keuangan kedua negara kerap dibandingkan.

Tahun 2025 menjadi momentum menarik untuk menilai bagaimana kekuatan keuangan Indonesia vs Thailand berkembang pascapandemi, terutama dalam konteks stabilitas fiskal, pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter, dan daya saing global.


1. Pertumbuhan Ekonomi: Siapa Lebih Unggul?

Berdasarkan proyeksi dari berbagai lembaga internasional seperti IMF dan World Bank, Indonesia diperkirakan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,2% di tahun 2025. Sementara Thailand mencatatkan pertumbuhan yang lebih moderat di kisaran 3,5%–3,8%.

Pertumbuhan Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik yang kuat, investasi infrastruktur, dan ekspor komoditas. Sebaliknya, Thailand masih mengalami pemulihan bertahap dari sektor pariwisata yang sempat lesu dan perlambatan ekspor akibat tekanan global.

Kesimpulan: Dari sisi pertumbuhan, Indonesia lebih unggul karena memiliki basis domestik yang besar dan lebih tahan terhadap guncangan eksternal.


2. Stabilitas Fiskal dan Utang Negara

Stabilitas fiskal menjadi indikator penting untuk mengukur kekuatan keuangan negara. Pada 2025, rasio utang terhadap PDB Indonesia diperkirakan tetap terjaga di angka di bawah 40%, meskipun sedikit meningkat pasca pembiayaan pandemi.

Thailand memiliki rasio utang yang sedikit lebih tinggi, diperkirakan mencapai sekitar 62% dari PDB, naik dari kisaran 40% sebelum pandemi. Namun, struktur utang Thailand cenderung lebih stabil karena didominasi utang domestik dan suku bunga rendah.

Kesimpulan: Dari segi utang, Indonesia terlihat lebih konservatif, tetapi Thailand lebih fleksibel dalam pembiayaan fiskal jangka pendek.


3. Nilai Tukar dan Cadangan Devisa

Di tahun 2025, rupiah cenderung stabil di kisaran Rp15.500–Rp15.700 per USD, sementara baht Thailand berada di kisaran 35–36 baht per USD. Kedua negara menghadapi tekanan eksternal seperti kebijakan suku bunga AS dan harga komoditas, tetapi berhasil menjaga kestabilan nilai tukar berkat intervensi aktif bank sentral.

Dari sisi cadangan devisa, Thailand masih unggul, dengan cadangan lebih dari US$200 miliar, sementara Indonesia berkisar di US$145–150 miliar. Hal ini memberikan Thailand ruang lebih untuk stabilisasi moneter.

Kesimpulan: Dalam hal ketahanan moneter, Thailand lebih kuat, tetapi Indonesia menunjukkan perbaikan signifikan dalam menjaga kestabilan kurs.


4. Investasi Asing dan Iklim Usaha

Indonesia terus berupaya menarik investasi asing melalui penyederhanaan regulasi (UU Cipta Kerja), pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN), dan kawasan industri. Tahun 2025 diprediksi FDI Indonesia tumbuh 7–10% dibandingkan tahun sebelumnya.

Thailand juga memiliki daya tarik kuat, terutama situs rajazeus terbaru di sektor otomotif dan teknologi, namun beberapa investor menyatakan kekhawatiran atas ketidakpastian politik pasca pemilu 2023 dan perlambatan ekonomi.

Kesimpulan: Indonesia menunjukkan momentum investasi yang lebih kuat, tetapi Thailand tetap kompetitif di sektor industri berteknologi tinggi.


5. Sektor Ekspor dan Pariwisata

Thailand masih unggul dalam ekspor manufaktur dan produk bernilai tambah tinggi, seperti elektronik dan otomotif. Sementara Indonesia masih sangat bergantung pada komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel. Meski demikian, Indonesia mulai menunjukkan diversifikasi ekspor ke sektor hilirisasi logam dan produk energi baru.

Dalam sektor pariwisata, Thailand tetap menjadi raja Asia Tenggara dengan target 40 juta wisatawan di 2025, dibandingkan Indonesia yang menargetkan 17–18 juta wisatawan. Infrastruktur, konektivitas, dan branding “Land of Smiles” memberi Thailand keunggulan signifikan.

Kesimpulan: Thailand unggul di sektor ekspor manufaktur dan pariwisata, sementara Indonesia mulai bangkit lewat hilirisasi dan pembangunan IKN.


6. Stabilitas Politik dan Reformasi Struktural

Stabilitas politik berperan besar dalam menciptakan kepercayaan investor dan pengelolaan keuangan yang sehat. Indonesia dipandang relatif stabil dengan transisi kepemimpinan pasca-Pemilu 2024 yang berjalan damai. Pemerintah baru meneruskan agenda pembangunan dan reformasi.

Sebaliknya, Thailand mengalami dinamika politik internal yang cukup kompleks setelah pergantian pemerintahan dan persaingan elit politik yang belum sepenuhnya mereda. Hal ini berpotensi menunda sejumlah agenda ekonomi.

Kesimpulan: Dari sisi stabilitas jangka menengah, Indonesia lebih konsisten, sementara Thailand masih mencari keseimbangan politik baru.

BACA JUGA: Daftar Kurs Poundsterling (GBP) ke Rupiah (IDR) Hari Ini

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.